8 Kompetensi yang Harus Dimiliki Guru Pada Abad 21

3 min read

Kompetensi merupakan buah keterampilan dan pengetahuan yang memungkinkan seseorang bisa berhasil dalam bidang atau pekerjaan yang ia geluti. Menurut Jackson (1990), untuk memaksimalkan pembelajaran, guru harus memiliki keahlian dalam berbagai kompetensi dalam lingkungan yang sangat kompleks di mana ratusan keputusan penting diperlukan setiap hari.

Kompetensi sangat dperlukan agar guru bisa melakukan transformasional, menjadi guru efektif, serta memberikan inspirasi kepada siswa dan lingkungannya. Kompetensi sangat diperlukan oleh guru dalam menghadapi era inovasi disrupsi dan abad 21 yang penuh tantangan.

Istilah inovasi disrupsi diciptakan oleh Clayton M Chirstensen dan Joseph L Bower dalam artikel mereka di majalah HBR, Disruption Technologies Catching the Wave.  Inovasi Disruptif adalah inovasi dalam membuat produk atau layanan baru yang menggantikan keduanya dan bertujuan untuk membuat produk atau layanan lebih terjangkau, lebih mudah diakses oleh masyarakat.

Empat Kompetensi Dasar Guru

Dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 pasal 8, kompetensi guru yang meliputi: kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

01#. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang dicerminkan dengan kepribadian guru meliputi: dewasa, arif, berwibawa, stabil, berakhlak mulia, serta bisa menjadi teladan baik bagi peserta didik maupun lingkungan.

02#. Kompetensi Pedagogi

Kompetensi Pedagogi adalah kemampuan atau keterampilan guru dalam memahami peserta didik, mengelola pembelajaran, dan melakukan evaluasi hasil belajar.  Ada 7 kompetensi pedagogi

03#. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh guru agar tugas-tugas guru dapat diselesaikan dengan baik, benar dan optimal. Menurut Hamzah B Uno, kompetensi profesional merupakan suatu kemampuan yang harus ada dalam diri guru. Seorang guru wajib mempunai kompetensi profesional yang mencakup kemampuan dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengembangkan pembelajaran. 

Indikator kompetensi profesional guru diantaranya:

  • Menguasai materi pelajaran yang diampu, meliputi struktur pelajaran, konsep pelajaran dan pola pikir keilmuan
  • Menguasai standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), tujuan pembelajaran
  • Mampu mengembangkan materi dengan kreatif
  • Mampu bertindak reflektif demi mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
  • Mampu memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran dan pengembangan diri

04#. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, teman sejawat, orang tua wali, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial guru meliputi:

  • Bertindak objektif, tidak diskriminatif
  • Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
  • Berkomunikasi secara lisan maupun tulisan
  • Berkolaborasi dalam mencapai tujuan

Tantangan Abad 21

Abad ke-21 disebut juga dengan abad pengetahuan Knowledge Age yang menuntut adanya breakhrough thinking process. Para praktisi pendidikan di dunia menyiapkan datangnya abad 21 dengan mengusung konsep yang kita kenal dengan framework pembelajaran 21st Century Learning (Partnership for 21st Century Learning).

21st Century Learning memfokuskan pada keterampilan yang diperlukan bagi siswa dan harus dikuasai sebagai persiapan dalam menghadapi masyarakat digital, seperti: kreatif dan inovatif (creative and innovative), berpikir kritis (critical thinking), serta berjiwa komunikatif dan kolaboratif (communicative and collaborative spirit) yang kemudian digambarkan dalam infografis bawah.

8 Kompetensi Guru Abad 21

Untuk menghadapi tantangan Abad 21 maka, seorang guru harus memiliki 8 kompetensi sebagai berikut:

01#. Kepercayaan Kreatif

Kepercayaan diri atau dalam bahasa David Kelley, Creative Confidence dimaknai sebuah kepercayaan yang muncul pada diri seseorang bahwa mereka mampu untuk menciptakan perubahan dalam diri mereka sendiri dan lingkungannya. Sebuah gagasan bahwa Anda memiliki ide-ide besar, dan bahwa Anda memiliki kemampuan untuk menindaklanjuti. Creative Confidence modal utama sebuah inovasi.

Ada banyak alat kreativitas yang bisa Anda gunakan baik dalam membangun craetive confidence. Design Thinking dengan filosofi uxer centered nya menjadi alat pemicu kreativitas yang sering dipakai. Kiran Bir Sethi, pendiri sekolah River Side India menyederhanakan Design Thinking ke dalam  Design for Change.  Design for change saat ini banyak digunakan dalam dunia pendidikan. Pendekatan unik ini telah terbukti mematik kreativitas anak.

02#. Growth Mindset

Carol Dweck, psikolog Stanford University mendefinisikan mindset berkembang (growth mindset) sebagai sebuah kepercayaan bahwa kemampuan paling dasar seseorang dapat dikembangkan melalui dedikasi dan kerja keras –otak dan bakat hanyalah titik awal. Pandangan ini menciptakan kecintaan untuk belajar (berusaha) serta ketahanan untuk pencapaian besar. Di Abad 21, seorang guru harus memilik Growth Mindset agar tetap mempunyai semangat untuk belajar, beradaptasi, menghadapi tantangan dan mencoba hal yang baru.

03#. Kolaborasi

Kolaborasi merupakan proses bekerja sama untuk membuat ide, menyelesaikan masalah dan membuat inovasi secara bersama-sama. Kolaborasi salah satu kunci proses kreatif. Steve Jobs mengajak Steve Wozniak membangun Apple, dan Larry Page bersama dengan Sergey Brin memulai google. Kolaborasi merupakan salah satu kompetensi sosial yang harus di miliki oleh seorang guru.

04#. Pelajari Teknologi

Teknologi bagi dunia pendidikan bukanlah segala-galanya, namun dengan teknologi pendidikan dapat ditingkatkan baik secara kualitas dan efektifitas. Abad 21 melahirkan banyak inovasi dalam bidang teknologi; Software-Aplikasi penunjang produktivitas, Learning Managemen System (LMS), Metaverse, dan Artificial Intelligence (AI). Guru harus bisa menguasai dalam artian tidak harus menjadi produsen, namun paling tidak bisa menggunakan tols teknologi (IT) yang dapat menunjang dunia pendidikan.

05#. Membangun Ruang Kelas berpusat pada Siswa

Siswa memiliki kepribadian, tujuan, dan kebutuhan yang berbeda. Sehingga membutuhkan personalisasi. Ketika siswa diberi kesempatan membuat pilihan sendiri, pembelajaran yang spesifik, ini dapat meningkatkan motivasi instrinsik. Personalisasi memunculkan pembelajaran berdiferensiasi serta ruang kelas yang berpusat pada siswa (student centered).

Pembelajaran berbasis proyek didesain sedemikian rupa mengajak siswa untuk terlibat penuh dalam kegiatan pembelajaran, memberikan stimulus permasalahan, menciptakan ide kreatif, berkolaborasi, komunikasi dan tentunya berpusat pada siswa. Guru Abad 21 harus bisa menerapkan pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran sejenis ini diantaranya: Project Based Learning (PBL), Problem Based Learning, Design Thinking, atau Design for Change.

06#. Pengembangan Diri

Guru profesional harus terus meningkatkan kompetensi dan kapasitas baik pengetahuan maupun skill melalui kegiatan pengembangan diri (self development). Pengembangan diri dapat diperoleh melalui kegiatan pelatihan, kursus MOOCs, membaca, hingga menulis.

“Guru membutuhkan berbagai keterampilan pengembangan profesonal bersama dengan pengetahuan tentang materi pelajaran dan pengelaman mereka untuk menjadi guru yang efektif”

Janelle Cox

07#. Kepemimpinan

Goodwin University dalam artikelnya mengambarkan kualitas kepemimpinan guru tidak hanya terjadi di dalam dinding lembaga pendidikan. Bahkan di luar jam kerja, kepemimimpinan guru adalah gaya hidup. Kepemimpinan guru membentuk dan memantapkan perubahan pendidikan yang signifikan dan merupakan landasan untuk perbaikan kelas, dan sekolah. Dalam level lebih luas, kepemimpinan berarti juga meliputi kemampuan guru menggerakan sumber daya di sekitar, mulai dari siswa hingga teman sejawat.

8#. Inovasi

Pendidikan abad 21 menuntut peserta didik memiliki keterampilan bidang teknologi, serta soft skill: critical thinking, creativity, collaboration, & communication. Bagaimana seorang guru bisa menciptakan profil tersebut sangat bergantung pada seberapa besar kemampuan guru dalam menciptakan inovasi dalam pembelajaran. Jane & Laura Tolone mengatakan, inovasi tidak hanya melakukan sesuatu yang baru; itu juga berkaitan dengan memikirkan cara-cara baru untuk meningkatkan produk, metode, atau ide.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *