Dalam dunia bisnis kita mengenal istilah Disruption Innovation. Disruption Innovation sebuah inovasi yang digunakan untuk membantu dalam menciptakan pasar baru, mengganggu bahkan merusak pasar yang telah ada dan akhirnya menggantikan pasar atau teknologi sebelumnya.
Flasdisk yang dahulu dianggap sebagai inovasi, tergantikan dengan adanya google drive dan dropbox. Hotel atau losmen besar dengan mudah mengiklankan layanan mereka di web, tergantikan dengan adanya konsep baru yang di bawa oleh airbnb.
Istilah Disruption inovation di ciptakan oleh Clayton M Christensen dan Joseph L Bower. Mereka membahas istilah tersebut dalam artikel berjudul “Disruption Technologies: Catching the Wave”. Christensen juga memperkenalkan istilah disruption dalam bukunya yang berjudul “Innovator’s Dilemma”. Berkat ide-idenya tersebut, The Economist menjulukinya sebagai “pemikir manajemen paling berpengaruh pada masanya.”.
Clayton M Christensen adalah seorang Profesor Kim B Clark Administrasi Bisnis, Harvard Business School (HBS).
Pendidikan Christensen
Setelah tamat SMU, Christensen diterima di 3 Universitas sekaligus, Harvard, Yale, dan Brigham Young (BYU). Dia memutuskan untuk menghadiri BYU karena didorong pemberian beasiswa penuh. Di kampus tersebut ia mengambil jurusan ekonomi –dan menjadi teman sekelas Mitt Romney dan calon dekan HBS Kim B Clark.
Selama menempuh pendidikan, ia sempat mengambil cuti selama dua tahun karena menjadi misionaris. Setelah menjadi misionaris selama dua tahun, ia lulus dengan gelar BA summa cumlaude. Setelah dari BYU, Christensen memenangkan beasiswa Rhodes dan menghabiskan dua tahun belajar ekonometrika terapan di Oxford University. Setelah dari Oxford, ia kembali ke Amerika Serikat untuk menghadiri kuliah di HBS, menerima gelar MBA dengan penghargaan tertinggi pada tahun 1979.
Pekerjaan dan Gagasan
Setelah menerima gelar MBA pada tahun 1979, Christensen mulai bekerja di Boston Consulting Group (BCG) sebagai konsultan dan manajer pryek. Pada tahun 1982, diangkat sebagai staf di Geudng Putih. Pada tahun 1984, bersama dengan beberapa profesor MIT mendrikan perusahaan Ceramics Process Systems Corporation (CPS Technologies).
Dia meninggalkan perusahaan untuk kembali ke HBS dan mengerjar gelar Doctror. Setelah menyelesaikan gelar Doctornya, Christensen bergabung dengan Harvard Business School dan mendapatkan gelar porfesor setelah enam tahun mengabdi.

Pada tahun 2000, ia mendirikan Innosight LLC, sebuah perusahaan konsultan dan pelatihan. Lima tahun kemudian perusahaan tersbeut meluncurkan Innosigt Ventures, sebuah firma ventura yang berfokus untuk mengembangkan investasi di Asia. Ia juga mendirikan Rose Park Advisor LLC, dan menjadi dewan direksi Tata Consultancy, Franklin Covey, dan Becket Fund Religious Liberty.
Christensi menulis buku terlaris, salah satunya “The Innovator’s Dilemma (1997)”, buku tersebut menerima penghargaan sebagai buku bisnis Global terbaik.
Dalam bukunya itu, ia mengulas konsep “Disruption technology” –yang menggambarkan bagaimana perusahaan lama yang besar kehilangan pangsa pasar dengan mendengarkan pelanggan lama dan nampak perusahana tersebut menciptakan produk-layanan bernilai tinggi, namun perusahaan baru melayani pelanggan bernilai rendah dengan teknologi rendah dengan teknologi yang kurang berkembang di saat yang sama teknologi tersebut meningkat secara bertahap yang akhirnya mengambil pangsa pasar dari bisnis yang sudah mapan.

Christensi merekomendasikan agar perusahaan besar mempertahankan divisi kecil dan gesit yang terus mencoba meniru fenomena ini secara internal untuk menghindari dibutakan dengan keberhasilan yang bersifat sementara dan agar dapat menyusul para pesaing.
Christensen menerima beberapa penghargaan, diantaranya dari Forbes, Herbert Simon (2014), dan Edison Achievement Award (2015).
Leave a Reply